Perlindungan Tanaman merupakan suatu kegiatan yang melindungi tanaman dari serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) seperti serangan hama penyebab penyakit, gulma yang dapat menimbulkan kerusakan dan kerugian baek secara kualitas dan kuantitas serta merugikan nilai ekonomis (Martono, 1986).
Pengertian perlindungan tanaman menurut Peraturan Pemerintah. Cakupan perlindungan tanaman pada era globalisasi, agribisnis dan otonomi daerah.
Pengertian perlindungan tanaman menurut Peraturan Pemerintah. Cakupan perlindungan tanaman pada era globalisasi, agribisnis dan otonomi daerah.
Tujuan Perlindungan Tanaman (a) pencegahan, pengendalian dan pemantauan/peramalan OPT, (b) peningkatan kuantitas dan kualitas hasil-hasil pertanian, (c) peningkatan daya saing produk pertanian di pasar, (d) peningkatan penghasilan dan kesejahteraan petani, (e) peningkatan kualitas dan keseimbangan lingkungan hidup.(Martono, 1996)
Ilmu-ilmu yang terkait terhadap kegiatan penerapan perlindungan tanaman antara lain adalah : Ekologi dan epidemiologi, Fisiologi tumbuhan, patologi anatomi dan morfologi, genetika, taksonomi dan geografi tumbuhan, bakteriologi, mikologi, virologi, entomologi, fitopatologi, ilmu gulma, agronomi, ilmu tanah, mikrobiologi, biokimia, kimia, bioteknologi, fisika, meteorologi, matematik dan statistik untuk peramaln OPT, teknologi informasi, ekonomi untuk penentuan ambang pengendalian ( Yudiarti, 2007)
Ilmu-ilmu yang terkait terhadap kegiatan penerapan perlindungan tanaman antara lain adalah : Ekologi dan epidemiologi, Fisiologi tumbuhan, patologi anatomi dan morfologi, genetika, taksonomi dan geografi tumbuhan, bakteriologi, mikologi, virologi, entomologi, fitopatologi, ilmu gulma, agronomi, ilmu tanah, mikrobiologi, biokimia, kimia, bioteknologi, fisika, meteorologi, matematik dan statistik untuk peramaln OPT, teknologi informasi, ekonomi untuk penentuan ambang pengendalian ( Yudiarti, 2007)
Gulma adalah tumbuhan yang keberadaannya dapat menimbulkan gangguan dan kerusakan bagi tanaman budidaya maupun aktivitas manusia dalam mengelola usahataninya (Djafarudin, 2001). Hama adalah hewan penggangu tanaman yang secara fisik masih dapat dilihat secara kasat mata tanpa bantuan alat dan terdapat di lingkungan tanaman yang dapat menyebabkan kerusakan tanaman baik secara kualitas dan kuantitas sehingga menyebabkan kerugian ekonomis. Hama yang mengganggu tanaman seperti filum yang anggotanya diketahui berpotensi sebagai hama tanaman adalah Aschelminthes (nematoda), Mollusca (siput), Chordata (binatang bertulang belakang), dan Arthropoda (serangga, tunggau, dan lain-lain).
Penyakit sebenarnya adalah suatu proses dimana bagian-bagian tertentu dari organisme tidak dapat menjalankan fungsinya secara normal dengan sebaik-baiknya karena adanya suatu gangguan. Penyakit dapat disebabkan oleh factor lingkungan biotic dan abiotik (Agrios, 1996).
2.2 TujuanAdapun tujuan dari pratikum Dasar – Dasar Perlindungan Tanaman antara lain adalah :
- Untuk mengetahui morfologi serangga secara lengkap
- Mampu dalam mengenali gejala serangan dari hama serangga
- Dapat mengenali ordo serangga
- Dapat mengetahui, mengamati dan mempelajari beberapa macam jenis perkembangbiakkan yang dialami serangga
- Agar lebih memahami dan mengenal tanaman yang terserang penyakit serta lebih mengenal bentuk-bentuk jenis pathogen
- Untuk dapat mengenali gejala serangan dari tanaman yang terserang penyakit
- Untuk dapat mengetahui dan membedakan gejala penyakit yang disebabkan oleh pathogen dan non pathogen.
- Untuk dapat mengenali klasifikasi gulma.
- Untuk dapat mengenal beberapa jenis pestisida yang digunakan dalam penanggulangan OPT.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Morfologi Serangga
Serangga merupakan kelompok utama hama, karena serangga merupakan kelompok terbesar dalam dunia hewan (+ 2/3 spesies hewan yang telah diketahui adalah serangga. Serangga memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi, serangga dapat berkembang biak dengan cepat, serangga dapat menjadi resisten terhadap insektisida. Serangga termasuk hewan poikilotermik (suhu tubuhnya dapat berubah mengikuti perubahan suhu lingkungannya sehingga lebih efisien dalam penggunaan energy (Martoredjo, 1984)
Insecta sering disebut serangga atau heksapoda. Heksapoda berasal dari kata heksa berarti 6 (enam) dan kata podos berarti kaki. Heksapoda berarti hewan berkaki enam. Diperkirakan jumlah insecta lebih dari 900.000 jenis yang terbagi dalam 25 ordo. Hal ini menunjukkan bahwa banyak sekali variasi dalam kelas insecta baik bentuk maupun sifat dan kebiasaannya.Ciri-ciri Insecta, antara lain:
• Tubuh dapat dibedakan dengan jelas antara kepala, dada dan perut.
• Kepala dengan :
a. Satu pasang mata facet (majemuk), mata tunggal (ocellus), dan satu pasang antena sebagai alat peraba.
b. Alat mulut serangga berdasarkan fungsi dan cara makan dapat dibedakan antara lain adalah :
- Mandibulata (alat mulut menggigit-mengunyah)
Contoh : Ordo Orthoptera
Terdiri atas: Labrum, mandibel (untuk memotong, mengunyah, maksila (untuk melembutkan makanan), labium (membantu memegang makanan)
- Haustelata (alat mulut menusuk-menghisap, merautmenghisap)
• Menusuk-menghisap, contoh: ordo Hemiptera
Terdiri atas labrum (cuping), rostrum (labium), dan stilet (modifikasi dari mandibel dan maksila)
• Meraut-menghisap, contoh: Thrips; Alat mulut abnormal (hanya 1 stilet mandibel yang berkembang)
Terdiri atas 1 stilet mandibel kiri, 2 stilet maksila, labrum, rostrum.
- Alat mulut tipe khusus (alat mulut mengkait menghisap), contoh: Bactrocera dorsalis, larva ordo Diptera (lalat, nyamuk).
Terdiri atas: kait mulut dan otot penggerak kait mulut [pentingnya mempelajari alat mulut karena berkaitan dengan kerusakan yang ditimbulkan pada tanaman]
• Bagian mulut ini terdiri atas rahang belakang (mandibula), rahang depan (maksila), dan bibir atas (labrum) serta bibir bawah (labium)
• Dada (thorax) terdiri atas tiga ruas yaitu prothorax,mesothorax dan metathorax. Pada segmen terdapat sepasang kaki.
• Kaki berubah bentuk disesuaikan dengan fungsinya yakni:
a. kaki untuk menggali (anjing tanah)
b. kaki untuk meloncat (belalang)
c. kaki untuk berenang (kumbang air)
d. kaki untuk pengumpul serbuk sari
e. kaki untuk berjalan (kumbang tanah)
f. kaki untuk memegang (belalang sembah)
Pada setiap mesotoraks (mesothorax) dan metatoraks (metathorax) terdapat dua pasang sayap, tetapi ada pula yang tidak memiliki sayap.
• Perut (abdomen) memiliki sebelas (11) ruas atau beberapa ruas saja. Pada belalang betina, bagian belakang perut terdapat ovipositor yang berfungsi untuk meletakkan telurnya. Pada segmen pertama terdapat alat pendengaran atau membran tympanum.
• Alat pencernaan terdiri atas: mulut, kerongkongan, tembolok, lambung, usus, rektum dan anus.
• Sistem saraf tangga tali.
• Sistem pernafasan dengan sistem trakhea.
• Sistem peredaran darah terbuka.
• Alat kelamin terpisah (jantan dan betina), pembuahan internal.
• Tempat hidup di air tawar dan darat.
• Umumnya serangga mengalami perubahan bentuk (metamorfosis) dari telur sampai dewasa.
2.2 Gejala Serangan Hama
Hama adalah hewan penggangu tanaman yang secara fisik masih dapat dilihat secara kasat mata tanpa bantuan alat dan terdapat di lingkungan tanaman yang dapat menyebabkan kerusakan tanaman baik secara kualitas dan kuantitas sehingga menyebabkan kerugian ekonomis (Djafarudin, 2001). Gejala serangan yang diakibatkan oleh serangan hama khususnya dari serangga tidak dapat lepas dari pembicaraan mengenai morfologi alat mulut serangga hama. Dengan tipe alat mulut tertentu, serangga hama dalam merusak tanaman akan mengakibatkan gejala kerusakan yang khas pada tanaman yang diserangnya. Karena itu, dengan mempelajari berbagai tipe gejala ataupun tanda serangan akan dapat membantu dalam mengenali jenis-jenis hama penyebab yang dijumpai di lapangan. Bahkan lebih jauh dari itu dapat pula digunakan untuk menduga cara hidup ataupun untuk menaksir populasi hama yang bersangkutan. Berdasarkan pada cara merusak dan gejala kerusakan yang ditimbulkannya, maka hama-hama penyebab kerusakan pada tanaman dapat digolongkan menjadi beberapa tipe, yaitu hama penyebab gejala puru (gall), hama pemakan, hama penggerek, hama pengisap, hama penggulung, hama penyebab busuk buah, dan hama pengorok (miner).
• Hama Penyebab Gejala Puru (gall)
Kelompok hama ini pada umumnya merusak dengan cara menggerek ke dalam jaringan tanaman (akar, batang, daun atau buah). Mula-mula hama masuk melalui jaringan tanaman yang masih muda atau melalui titik tumbuh kemudian tinggal dan makan di dalam jaringan tanaman inang. Beberapa teori ada yang menyatakan bahwa sambil merusak/makan hama tersebut juga mengeluarkan sekresi tertentu (semacam cairan) dari mulutnya. Sekresi zat tersebut ternyata mampu merangsang (menstimulir) sel-sel jaringan tanaman disekitar luka atau tempat dimana hama tersebut merusak. Sebagai akibatnya akan muncul pertumbuhan sel yang luar biasa (giant cell) dalam jumlah banyak sehingga pada bagian tersebut terlihat seperti bengkak membentuk puru (gall). Beberapa contoh hama penyebab gejala puru tersebut anatar lain adalah :
a. Nematoda puru akar (Meloidogyne spp.) sebagai penyebab gejala puru akar pada tanaman tomat, lombok, tembakau, terong dan lain-lain.
b. Puru daun/batang padi (Orseolia oryzae Wood-Mason) atau lebih dikenal dengan nama umum hama ganjur pada tanaman padi.
c. Puru batang pada tembakau (Scrobipalpa (= Phythorimaea) heliopa Low), atau sering juga disebut dengan nama daerah “omo meteng”
• Hama Pemakan
Hama golongan ini memiliki tipe alat mulut penggigit dan pengunyah atau penggigit saja. Penyebabnya antara lain adalah beberapa jenis (kebanyakan)hama dari bangsa belalang (Orthoptera), kumbang (Coleoptera) dan larva lepidoptera (ulat). Gejala dari serangan hama ini antara lain adalah terbentuknya lubang, robek atau hilangnya bagian tanaman yang diserang.
Beberapa contoh dari hama pemakan ini adalah :
a. pemakan daun kedelai (Phaedonia inclusa Stal)
b. pemakan daun/batang/pucuk tembakau (Agrotis sp.)
c. pemakan akar (uret) Leucopholis rorida F pada ketela pohon.
• Hama Penggerek
Hama golongan ini merusak dengan cara mengebor (Menggerek) bagian tanaman tertentu dan memakannya. Hama tersebut biasanya tinggal di dalam jaringam batang, akar, buah, biji maupun umbi sehingga dikenal hama-hama penggerek batang, penggerek buah, bunga dan lain-lain. Kebanyakan hama penggerek memiliki tipe alat mulut penggigit dan umumnya masuk kedalam jaringan pada saat fase larva, namun ada diantaranya pada fase dewasa. Hama penggerek tersebut umumnya adalah anggota Lepidoptera dan Coleoptera, namun ada diantaranya dari ordo Diptera.
Beberapa jenis hama-hama penggerek tersebut antara lain adalah :
a. Penggerek umbi ketela rambat (Cylas formicarius F)
b. Penggerek batang tebu bergaris (Chilo sacharipagus Boj.)
c. Penggerek pucuk jagung (Ostrinia nubialis Hbn.)
• Hama Pengisap
Golongan hama pengisap menyerang tanaman dengan menggunakan alat mulutnya yang bertipe pencucuk-pengisap atau pengisap saja. Hama tersebut merusak dengan cara mengisap cairan sel jaringan tanaman, sehingga akan mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan atau matinya jaringan tanaman yang diserangnya. Yang lebih parah lagi beberapa jenis hama pengisap tersebut juga dapat bertindak sebagai vektor penyebab penyakit tanaman, sehingga dapat mengakibatkan kerusakan yang lebih parah.
Beberapa jenis hama pengisap tersebut contohnya adalah :
a. Pengisap buah coklat (helopeltis theobromae Mill.)
b. Walang sangit (Leptocorisa oratorius F) pengisap butir padi pada saat masak susu
c. Kutu daun kopi (Coccus viridis Green)
Dan yang diketahui dapat bertindak sebagai vektor penyebab penyakit antara lain :
a. Wereng coklat (Nilaparvata lugens Stall) sebagai vektor penyebab penyakit kerdil hampa pada tanaman padi.
b. Kutu daun jeruk (Diaphorina citri Kuw) sebagai vektor penyebab penyakit CVPD pada tanaman daun jeruk.
• Hama Penggulung
Hama golongan ini merusak dengan cara yang khusus. Biasanya larva yang baru menetas terus menggulung daun/pucuk sedikit demi sedikit sambil makan. Hama tersebut umumnya tinggal dan makan di dalam gulungan sampai membentuk pupa dan pada fase dewasa akan keluar dari gulungan.
Beberapa contoh hama penggulung adalah :
a. penggulung daun pisang (Erionata thrax L)
b. penggulung pucuk teh (Enarmonia leucostoma Mayr.)
c. penggulung daun jambu (Adorethus sp.)
• Hama Penyebab Busuk Buah
Gejala serangan hama ini juga sangat spesifik dimana buah yang terserang akan membusuk. Penyebab dari hama busuk buah adalah lalat buah (Dacus spp.) dan yang menyerang adalah larvanya. Begitu larva (magot) masuk ke dalam jaringan buah, maka langsung terjadi pembusukan pada buah sehingga buah akan cepat gugur.
Beberapa jenis lalat buah diantaranya adalah :
a. penyebab busuk buah belimbing/jambu (Dacus dorsalis Hend)
b. penyebab busuk buah lombok (Dacus pedestris Bezzi)
c. penyebab busuk buah semangka/waluh, dll (Dacus cucurbitae Cog)
d. Penyebab busuk buah nangka, cempedak (Dacus umbrosus F)
• Hama Penggorok Miner
Hama ini merusak dengan cara mengorok (mining) pada jaringan daun. Biasanya telur diletakkan di bawah permukaan jaringan daun (dengan melobangi) kemudian setelah menetas larva yang muncul tetap berada di dalam jaringan (daging daun) yaitu antara epidermis atas dan bawah. Bagian daun yang diserang akan menggelembung dan akhirnya mengering. Salah satu jenis hama ini adalah hama penggorok daun kelapa (Promecotheca cumingi Baly) dan Liriomyza sp. (bawang putih).
Tidak semua jenis serangga dapat menimbulkan kerusakan atau kerugian, ada beberapa serangga yang dapat membatu manusia atau yang menguntungkan bagi manusia seperti, serangga penyerbuk dan serangga madu. Serangga ini saat bermanfaat bagi manusia. Serangga penyerbuk (lebah soliter dan koloni, parasitoid) membantu dalam penyerbukan dan serangga madu (Hemiptera) membatu dalam menghasilkan madu dan juga sebagai decomposer.
Jenis makanan serangga beragam :
• Serangga monofag
• Serangga oligofag/stenofag
• Serangga polifag
• Serangga karnivora
• Serangga saprofag
Ada 3 (tiga) hal mengapa serangga dapat menjadi hama, yaitu :
1. Manusia mengubah lingkungan asli untuk usaha pertanian dengan memasukkan spesies baru yang sebelumnya tidak ada.
Contoh : adanya perubahan lingkungan
Di USA, Colorado, pembukaan ladang kentang (1950), Colorado potato bettle Leptinotarsa decemilinata (Coleoptera: Chrysomelidae) hidup pada jenis-jenis solanaceae liar berubah menjadi hama karena makanan berlimpah dan musuh alami kurang bisa berkembang.
Di Indonesia hutan albazia (1950), Xystocera festiva (Coleoptera: Cerambycidae) menjadi hama karena makanan berlimpah dan dalam pola hutan penyebaran lebih mudah. Pemasukan varietas padi IR dan IRRI 1970, Nilaparvata lugens (Hemiptera:Delphacidae) menjadi hama karena padi ditanam terus menerus dan pupuk N dosis tinggi, jarak tanaman rapat.
2. Hewan (serangga) terbawa ke tempat baru melintasi rintangan geografis tertentu, tetapi musuh alami (predator, parasitoid) tertinggal di tempat asal.
Contoh perpindahan tempat : Icherya purchasi (Hemiptera: Pseudococcidae) kutu putih asal Australia, hidup pada tanaman Casia. Th 1968 Casia di ekspor ke California.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar