Rabu, 29 Februari 2012

fotosintesis

KONSEP PENGGUNAAN ENERGI
1. Pegertian mengenai fotosintesis
2. Energi dan kegiatan tanaman
3. Keefisienan fotosintesis
4. Keefisienan penggunaan


1. Pengertian tentang Fotosintesis
Fotosintesis (dari bahasa Yunani φώτο- [fó̱to-], "cahaya," dan σύνθεσις [sýnthesis], "menggabungkan", "penggabungan") adalah suatu proses biokimia pembentukan zat makanan karbohidratyang dilakukan oleh tumbuhan, terutama tumbuhan yang mengandung zat hijau daun atau klorofil. Selain tumbuhan berklorofil, makhluk hidup non-klorofil lain yang berfotosintesis adalah alga dan beberapa jenis bakteri. Organisme ini berfotosintesis dengan menggunakan zat hara, karbon dioksida, dan air serta bantuan energi cahaya matahari
Tumbuhan butuh sinar matahari, air, dan udara untuk membuat makanannya sendiri. Setiap hari, zat hijau daun pada daun tanaman menyerap cahaya matahari. Tumbuhan memanfaatkan cahaya matahari menjadi karbon dioksida dari udara, dan air dari tanah menjadi makanan yang mengandung gula. Tumbuhan lalu mengeluarkan oksigen sebagai hasil yang tidak terpakai, walaupun sebagian digunakan untuk bernapas. Proses ini disebut fotosintesis
Jenis tumbuhan yang tidak dapat makanannya sendiri. Contohnya: Tanaman saprofit seperti jamur, makanannya berupa sayuran yang membusuk atau bangkai binatang
2. Energi dan Kegiatan Tanaman
Perubahan energi matahari ke bentuk energi yang bermanfaat bagi manusia (baik dalam bentuk serat-seratan maupun pangan)
Untuk meningkatkan produksi pertanian harus diperhatikan seluruh fase-fase transformasi energi matahari ke meja makan.
Seluruh manusia di dunia membutuhkan kira-kira 0,36 bilyun ton karbon per tahun; tetapi karena ketidakefisienan haruslah diproduksi 4 bilyun ton karbon.
Usaha yang dilakukan untuk mengkuantitatifkan produktivitas tanaman disebut Ekologi Produksi, yaitu penangkapan energi penyinaran pada proses fotosintesis, pengubahannya ke dalam energi kimia dan alirannya lewat tanaman dan hewan.

Konsep dasar produksi tanaman adalah pengalihan energi surya menjadi produk tanaman yang diambil manusia dan hewan dalam berbagai bentuk.
Sistem energi pada suatu areal pertanian:
3. Keefisienan Fotosintesis
Tingkatan pengaruh cahaya ditentukan oleh:
1. Kualitas Cahaya
2. Intensitas Cahaya
Kualitas Cahaya
Energi ini tersedia untuk tanaman dan hewan, tetapi penyebaran radiasi matahari tidak merata di permukaan bumi; tergantung pada:
1. Keadaan awan
2. Ketinggian tempat (altitude)
3. Latitude dan topografi
4. Musim dan waktu (hari)
REAKSI FOTOSINTENSIS
673.000 kalori
6 CO2 + 12 H2O ---------> C6H12O6 + 6 O2 + 6 H2O
klorofil, enzym tertentu
dan kofaktor
Intensitas Cahaya
Faktor-faktor yang menentukan keefisienan fotosintesis dari sehelai daun adalah :
1. Perilaku daun
2. Tingkat naungan
3. Tinggi rendahnya tanaman.
1. Perilaku Daun
Perilaku dimana laju fotosintesis berubah menurut intensitas cahaya  tetapi hanya sampai intensitas tertentu (keadaan jenuh cahaya =light-saturated).
Berdasarkan adaptasi tanaman terhadap perbedaan intensitas cahaya; digolongkan :
Tanaman yang senang cahaya (sun crop); Contoh : jagung, kapas, padi, tebu, kelapa, bunga matahari.
Tanaman yang kurang senang cahaya (shade crop); Contoh : kopi, bibit cengkeh, coklat dan vanili.
2. Tingkat Naungan
Pada tanaman yang rendah  cahaya dapat melewati hanya beberapa lapisan daun.
Pada tanaman hutan tropik  cahaya dapat mencapai 15 – 20 lapis, sekitar 95% cahaya mungkin telah diabsopsi sebelum mengenai tanah.
Pada hutan alam  jumlah cahaya yang mencapai daun-daun bawah berada di bawah titik kompensasi (compensation point).
Titik kompensasi yaitu suatu intensitas cahaya yang dibutuhkan untuk mempertahankan laju fotosintesis menyamai laju respirasi.
Cabang bawah dapat bertahan karena cabang atas mensuplai karbohidrat, disebut cabang negatif.
3. Tinggi Rendahnya Tanaman
Tanaman-tanaman rendah dengan daun-daunan yang relatif dekat tanah lebih efisien daripada hutan; dimana daunnya menyebar dalam kisaran tinggi yang luas.
Karena :
Pada tanaman rendah persentase daun yang mendapat cahaya dibawah titik kompensasi lebih rendah.
Pohon-pohonan memiliki sistem pembuluh yang lebih luas, tempat persenyawaan-persenyawaan bergerak, dan untuk pembangunan dan pemeliharaan sistem ini dibutuhkan banyak energi
Keefisienan Penggunaan
Keefisienan penggunaan energi ditentukan oleh rantai makanan (food chain) atau jaring-jaring makanan (food web).
Rantai (jaringan) makanan adalah pemindahan energi dari bahan-bahan pembangun dari suatu organisme ke organisme lainnya.
Makin pendek rantai makanan makin sedikit kehilangan energi dan sebaliknya.
4. Konsep Aliran Energi dalam Pertanian
Tujuan utama pertanian adalah untuk menaikkan keefisienan pengubahan energi matahari ke produk yang bermanfaat.
Dengan cara:
1. Menaikkan produksi tanaman
2. Penggunaan limbah pertanian
3. Penangkapan energi
Menaikkan Produksi Pertanian
Produktivitas dapat ditingkatkan dengan teknik-teknik pertanian.
Dengan teknologi untuk identifikasi dan mengatasi faktor-faktor pembatas pertumbuhan (cahaya, kelembaban tanah, dan hara) serta mencegah musuh tanaman, seperti hama, penyakit, dan gulma.
2. Penggunaan Limbah Pertanian
Keefisienan penggunaan energi menjadi berkurang apabila lebih banyak bahan-bahan yang tidak dapat dipakai.
Untuk memperbesar penggunaan energi, limbah pertanian dapat dimanfaatkan untuk keperluan manusia.
Misal: pembuatan papan jerami, serbuk cetakan plastik dari kulit rami, kertas untuk rokok terbuat dari serabut rami, pulp yang terbuat dari serbuk gergaji.
3. Penangkapan Energi
Usaha-usaha untuk memperluas alat penangkapan energi: eksploitasi laut, perluasan ke daerah padang pasir dan daerah beriklim buruk, memperpanjang musim tanam (rumah kaca).
Gerakan udara mempengaruhi laju fotosintesis dengan mempengaruhi pertukaran CO2 antara dedaunan dan atmosfer di sekitarnya.
Morfologi tanaman juga mempunyai hubungan dengan penangkapan energi.

Jumat, 30 Desember 2011

Asal Usul Manusia


Asal Usul Manusia
"Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat : Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan kedalamnya ruh (ciptaan)-ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud" (QS. Al Hijr (15) : 28-29)
Muqadimah
Diantara sekian banyak penemuan manusia dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedemikian canggih, masih ada satu permasalahan yang hingga kini belum mampu dijawab dan dijabarkan oleh manusia secara eksak dan ilmiah. Masalah itu ialah masalah tentang asal usul kejadian manusia. Banyak ahli ilmu pengetahuan mendukung teori evolusi yang mengatakan bahwa makhluk hidup (manusia) berasal dari makhluk yang mempunyai bentuk maupun kemampuan yang sederhana kemudian mengalami evolusi dan kemudian menjadi manusia seperti sekarang ini. Hal ini diperkuat dengan adanya penemuan-penemuan ilmiah berupa fosil seperti jenis Pitheccanthropus dan Meghanthropus.
Di lain pihak banyak ahli agama yang menentang adanya proses evolusi manusia tersebut. Hal ini didasarkan pada berita-berita dan informasi-informasi yang terdapat pada kitab suci masing-masing agama yang mengatakan bahwa Adam adalah manusia pertama. Yang menjadi pertanyaan adalah termasuk dalam golongan manakah Adam ? Apakah golongan fosil yang ditemukan tadi atau golongan yang lain ? Lalu bagaimanakah keterkaitannya ?
Asal Usul Manusia menurut Islam
Kita sebagai umat yang mengakui dan meyakini rukun iman yang enam, maka sudah sepantasnya kita mengakui bahwa Al Qur’an adalah satu-satunya literatur yang paling benar dan bersifat global bagi ilmu pengetahuan.
"Kitab (Al Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib....." (QS. Al Baqarah (2) : 2-3)
Dengan memperhatikan ayat tersebut maka kita seharusnya tidak perlu berkecil hati menghadapi orang-orang yang menyangkal kebenaran keterangan mengenai asal usul manusia. Hal ini dikarenakan mereka tidak memiliki unsur utama yang dijelaskan dalam Al Qur’an yaitu Iman kepada yang Ghaib. Ini sebenarnya tampak pula dalam pernyataan-pernyataan yang dikeluarkan oleh mereka dalam menguraikan masalah tersebut yaitu selalu diawali dengan kata kemungkinan, diperkirakan, dsb. Jadi sebenarnya para ilmuwanpun ragu-ragu dengan apa yang mereka nyatakan.

Tahapan kejadian manusia :
a) Proses Kejadian Manusia Pertama (Adam)
Di dalam Al Qur’an dijelaskan bahwa Adam diciptakan oleh Allah dari tanah yang kering kemudian dibentuk oleh Allah dengan bentuk yang sebaik-baiknya. Setelah sempurna maka oleh Allah ditiupkan ruh kepadanya maka dia menjadi hidup. Hal ini ditegaskan oleh Allah di dalam firman-Nya :
"Yang membuat sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah". (QS. As Sajdah (32) : 7)
"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk". (QS. Al Hijr (15) : 26)
Disamping itu Allah juga menjelaskan secara rinci tentang penciptaan manusia pertama itu dalah surat Al Hijr ayat 28 dan 29 . Di dalam sebuah Hadits Rasulullah saw bersabda :
"Sesunguhnya manusia itu berasal dari Adam dan Adam itu (diciptakan) dari tanah". (HR. Bukhari)
b) Proses Kejadian Manusia Kedua (Siti Hawa)
Pada dasarnya segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah di dunia ini selalu dalam keadaan berpasang-pasangan. Demikian halnya dengan manusia, Allah berkehendak menciptakan lawan jenisnya untuk dijadikan kawan hidup (isteri). Hal ini dijelaskan oleh Allah dalam salah satu firman-Nya :
"Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui" (QS. Yaasiin (36) : 36)
Adapun proses kejadian manusia kedua ini oleh Allah dijelaskan di dalam surat An Nisaa’ ayat 1 yaitu :
"Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya, dan daripada keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang sangat banyak..." (QS. An Nisaa’ (4) : 1)
Di dalam salah satu Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dijelaskan :
"Maka sesungguhnya perempuan itu diciptakan dari tulang rusuk Adam" (HR. Bukhari-Muslim)
Apabila kita amati proses kejadian manusia kedua ini, maka secara tak langsung hubungan manusia laki-laki dan perempuan melalui perkawinan adalah usaha untuk menyatukan kembali tulang rusuk yang telah dipisahkan dari tempat semula dalam bentuk yang lain. Dengan perkawinan itu maka akan lahirlah keturunan yang akan meneruskan generasinya.
c) Proses Kejadian Manusia Ketiga (semua keturunan Adam dan Hawa)
Kejadian manusia ketiga adalah kejadian semua keturunan Adam dan Hawa kecuali Nabi Isa a.s. Dalam proses ini disamping dapat ditinjau menurut Al Qur’an dan Al Hadits dapat pula ditinjau secara medis.
Di dalam Al Qur’an proses kejadian manusia secara biologis dejelaskan secara terperinci melalui firman-Nya :
"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia itu dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kamudian Kami jadikan ia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah , Pencipta Yang Paling Baik." (QS. Al Mu’minuun (23) : 12-14).
Kemudian dalam salah satu hadits Rasulullah SAW bersabda :
"Telah bersabda Rasulullah SAW dan dialah yang benar dan dibenarkan. Sesungguhnya seorang diantara kamu dikumpulkannya pembentukannya (kejadiannya) dalam rahim ibunya (embrio) selama empat puluh hari. Kemudian selama itu pula (empat puluh hari) dijadikan segumpal darah. Kemudian selama itu pula (empat puluh hari) dijadikan sepotong daging. Kemudian diutuslah beberapa malaikat untuk meniupkan ruh kepadanya (untuk menuliskan/menetapkan) empat kalimat (macam) : rezekinya, ajal (umurnya), amalnya, dan buruk baik (nasibnya)." (HR. Bukhari-Muslim)
Ungkapan ilmiah dari Al Qur’an dan Hadits 15 abad silam telah menjadi bahan penelitian bagi para ahli biologi untuk memperdalam ilmu tentang organ-organ jasad manusia. Selanjutnya yang dimaksud di dalam Al Qur’an dengan "saripati berasal dari tanah" sebagai substansi dasar kehidupan manusia adalah protein, sari-sari makanan yang kita makan yang semua berasal dan hidup dari tanah. Yang kemudian melalui proses metabolisme yang ada di dalam tubuh diantaranya menghasilkan hormon (sperma), kemudian hasil dari pernikahan (hubungan seksual), maka terjadilah pembauran antara sperma (lelaki) dan ovum (sel telur wanita) di dalam rahim. Kemudian berproses hingga mewujudkan bentuk manusia yang sempurna (seperti dijelaskan dalam ayat diatas).
Para ahli dari barat baru menemukan masalah pertumbuhan embrio secara bertahap pada tahun 1940 dan baru dibuktikan pada tahun 1955, tetapi dalam Al Qur’an dan Hadits yang diturunkan 15 abad lalu hal ini sudah tercantum. Ini sangat mengagumkan bagi salah seorang embriolog terkemuka dari Amerika yaitu Prof. Dr. Keith Moore, beliau mengatakan : "Saya takjub pada keakuratan ilmiyah pernyataan Al Qur’an yang diturunkan pada abad ke-7 M itu". Selain itu beliau juga mengatakan, "Dari ungkapan Al Qur’an dan hadits banyak mengilhami para scientist (ilmuwan) sekarang untuk mengetahui perkembangan hidup manusia yang diawali dengan sel tunggal (zygote) yang terbentuk ketika ovum (sel kelamin betina) dibuahi oleh sperma (sel kelamin jantan). Kesemuanya itu belum diketahui oleh Spalanzani sampai dengan eksperimennya pada abad ke-18, demikian pula ide tentang perkembangan yang dihasilkan dari perencanaan genetik dari kromosom zygote belum ditemukan sampai akhir abad ke-19. Tetapi jauh sebelumnya Al Qur’an telah menegaskan dari nutfah Dia (Allah) menciptakannya dan kemudian (hadits menjelaskan bahwa Allah) menentukan sifat-sifat dan nasibnya."
Sebagai bukti yang konkrit di dalam penelitian ilmu genetika (janin) bahwa selama embrio berada di dalam kandungan ada tiga selubung yang menutupinya yaitu dinding abdomen (perut) ibu, dinding uterus (rahim), dan lapisan tipis amichirionic (kegelapan di dalam perut, kegelapan dalam rahim, dan kegelapan dalam selaput yang menutup/membungkus anak dalam rahim). Hal ini ternyata sangat cocok dengan apa yang dijelaskan oleh Allah di dalam Al Qur’an :
"...Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan (kegelapan dalam perut, kegelapan dalam rahim, dan kegelapan dalam selaput yang menutup anak dalam rahim)..." (QS. Az Zumar (39) : 6).
 (Oleh : Fajar Adi Kusumo)
Referensi : - Al Qur’an
- Drs. M. Noor Matdawam, Manusia, Agama, dan Kebatinan

Jumat, 23 Desember 2011

exciting observation by unhas students of agricultural 2011 at Malino city,,,,,very nice day!


Well, my brothers that I love, in this occasion I would like to tell you about environment.
Environment is everything around us. Environment consists of two main parts which are
biotic and a biotic environment. Biotic environment is everything around us which are
live, for example plants, animals and human beings. While a biotic environment is
everything around us which are not live, for example stone, water, wind, land and etc.

But our problem now frequent see, read and listens its happening environmental damage all over, well from televise, radio, Internet, Newspaper, etc.. Damage at its soiled can see to mark sense sag, earthquake, at water we can see to mark sense tsunami wave, river sacrilege, progressively day cumbersoming to get fresh water, in midair pollution happening airs, on instillations happening the sun global, on hewings happening plant illegal, destroyed plant species, on huntings happening animal wild and its dwindling animal species
We must protect our environment as good as possible because it can influence our live.
As we know that Indonesia has many tropical forests and it is a source of nature which
can help people live peacefully. So as human being we should preserve the forest.  

There are some efforts which should be done by all people:
1. Not cutting down the trees in the forest
2. Planting any kinds of trees in the barren area of the forest
3. Discarding waste on garbage can
Cutting down the trees in the forest can cause many disasters for human beings. Of            
course it can cause flood because the rain water can’t be absorbed by the root of plants so
the water flows directly to the ground. There are many damage caused by the flood,  
many people being homeless because of flood, the flood kill many kinds of pet, many
factories can’t produce anything, transportation can’t run well because the bridge is
broken and so on. How horrified the flood is…!!

Actually, the disasters above can be minimized if all of human beings can preserve our
environment and we must pay more attention to the environment whenever and
wherever. We must not throw away rubbish anywhere which can disturb the flowing of
the river water. We should plant any kinds of trees in the barren area or in side of the
road.  

By doing those simple efforts, it means we have participated in the preservation of our
environment. 
As closing as, I just want to pass on order of my oration by pass on one proverb. Hygiene is one part of faith. Here by my hope to take care and aware with the importance for keeps clean. Such a degree oration from me, apologise if available false say. I think that’s all and thank you very much for your attention. 
 

Rabu, 14 Desember 2011

PERLINDUNGAN PENYAKIT DAN HAMA TANAMAN

Perlindungan Tanaman merupakan suatu kegiatan yang melindungi tanaman dari serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) seperti serangan hama penyebab penyakit, gulma yang dapat menimbulkan kerusakan dan kerugian baek secara kualitas dan kuantitas serta merugikan nilai ekonomis (Martono, 1986).
Pengertian perlindungan tanaman menurut Peraturan Pemerintah. Cakupan perlindungan tanaman pada era globalisasi, agribisnis dan otonomi daerah.
Tujuan Perlindungan Tanaman (a) pencegahan, pengendalian dan pemantauan/peramalan OPT, (b) peningkatan kuantitas dan kualitas hasil-hasil pertanian, (c) peningkatan daya saing produk pertanian di pasar, (d) peningkatan penghasilan dan kesejahteraan petani, (e) peningkatan kualitas dan keseimbangan lingkungan hidup.(Martono, 1996)
Ilmu-ilmu yang terkait terhadap kegiatan penerapan perlindungan tanaman antara lain adalah : Ekologi dan epidemiologi, Fisiologi tumbuhan, patologi anatomi dan morfologi, genetika, taksonomi dan geografi tumbuhan, bakteriologi, mikologi, virologi, entomologi, fitopatologi, ilmu gulma, agronomi, ilmu tanah, mikrobiologi, biokimia, kimia, bioteknologi, fisika, meteorologi, matematik dan statistik untuk peramaln OPT, teknologi informasi, ekonomi untuk penentuan ambang pengendalian ( Yudiarti, 2007)

Gulma adalah tumbuhan yang keberadaannya dapat menimbulkan gangguan dan kerusakan bagi tanaman budidaya maupun aktivitas manusia dalam mengelola usahataninya (Djafarudin, 2001). Hama adalah hewan penggangu tanaman yang secara fisik masih dapat dilihat secara kasat mata tanpa bantuan alat dan terdapat di lingkungan tanaman yang dapat menyebabkan kerusakan tanaman baik secara kualitas dan kuantitas sehingga menyebabkan kerugian ekonomis. Hama yang mengganggu tanaman seperti filum yang anggotanya diketahui berpotensi sebagai hama tanaman adalah Aschelminthes (nematoda), Mollusca (siput), Chordata (binatang bertulang belakang), dan Arthropoda (serangga, tunggau, dan lain-lain).

Penyakit sebenarnya adalah suatu proses dimana bagian-bagian tertentu dari organisme tidak dapat menjalankan fungsinya secara normal dengan sebaik-baiknya karena adanya suatu gangguan. Penyakit dapat disebabkan oleh factor lingkungan biotic dan abiotik (Agrios, 1996).

2.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pratikum Dasar – Dasar Perlindungan Tanaman antara lain adalah :
- Untuk mengetahui morfologi serangga secara lengkap
- Mampu dalam mengenali gejala serangan dari hama serangga
- Dapat mengenali ordo serangga
- Dapat mengetahui, mengamati dan mempelajari beberapa macam jenis perkembangbiakkan yang dialami serangga
- Agar lebih memahami dan mengenal tanaman yang terserang penyakit serta lebih mengenal bentuk-bentuk jenis pathogen
- Untuk dapat mengenali gejala serangan dari tanaman yang terserang penyakit
- Untuk dapat mengetahui dan membedakan gejala penyakit yang disebabkan oleh pathogen dan non pathogen.
- Untuk dapat mengenali klasifikasi gulma.
- Untuk dapat mengenal beberapa jenis pestisida yang digunakan dalam penanggulangan OPT.









BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Morfologi Serangga
Serangga merupakan kelompok utama hama, karena serangga merupakan kelompok terbesar dalam dunia hewan (+ 2/3 spesies hewan yang telah diketahui adalah serangga. Serangga memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi, serangga dapat berkembang biak dengan cepat, serangga dapat menjadi resisten terhadap insektisida. Serangga termasuk hewan poikilotermik (suhu tubuhnya dapat berubah mengikuti perubahan suhu lingkungannya sehingga lebih efisien dalam penggunaan energy (Martoredjo, 1984)
Insecta sering disebut serangga atau heksapoda. Heksapoda berasal dari kata heksa berarti 6 (enam) dan kata podos berarti kaki. Heksapoda berarti hewan berkaki enam. Diperkirakan jumlah insecta lebih dari 900.000 jenis yang terbagi dalam 25 ordo. Hal ini menunjukkan bahwa banyak sekali variasi dalam kelas insecta baik bentuk maupun sifat dan kebiasaannya.
Ciri-ciri Insecta, antara lain:
• Tubuh dapat dibedakan dengan jelas antara kepala, dada dan perut.
• Kepala dengan :
a. Satu pasang mata facet (majemuk), mata tunggal (ocellus), dan satu pasang antena sebagai alat peraba.
b. Alat mulut serangga berdasarkan fungsi dan cara makan dapat dibedakan antara lain adalah :
- Mandibulata (alat mulut menggigit-mengunyah)
Contoh : Ordo Orthoptera
Terdiri atas: Labrum, mandibel (untuk memotong, mengunyah, maksila (untuk melembutkan makanan), labium (membantu memegang makanan)
- Haustelata (alat mulut menusuk-menghisap, merautmenghisap)
• Menusuk-menghisap, contoh: ordo Hemiptera
Terdiri atas labrum (cuping), rostrum (labium), dan stilet (modifikasi dari mandibel dan maksila)
• Meraut-menghisap, contoh: Thrips; Alat mulut abnormal (hanya 1 stilet mandibel yang berkembang)
Terdiri atas 1 stilet mandibel kiri, 2 stilet maksila, labrum, rostrum.
- Alat mulut tipe khusus (alat mulut mengkait menghisap), contoh: Bactrocera dorsalis, larva ordo Diptera (lalat, nyamuk).
Terdiri atas: kait mulut dan otot penggerak kait mulut [pentingnya mempelajari alat mulut karena berkaitan dengan kerusakan yang ditimbulkan pada tanaman]
• Bagian mulut ini terdiri atas rahang belakang (mandibula), rahang depan (maksila), dan bibir atas (labrum) serta bibir bawah (labium)
• Dada (thorax) terdiri atas tiga ruas yaitu prothorax,mesothorax dan metathorax. Pada segmen terdapat sepasang kaki.
• Kaki berubah bentuk disesuaikan dengan fungsinya yakni:
a. kaki untuk menggali (anjing tanah)
b. kaki untuk meloncat (belalang)
c. kaki untuk berenang (kumbang air)
d. kaki untuk pengumpul serbuk sari
e. kaki untuk berjalan (kumbang tanah)
f. kaki untuk memegang (belalang sembah)

Pada setiap mesotoraks (mesothorax) dan metatoraks (metathorax) terdapat dua pasang sayap, tetapi ada pula yang tidak memiliki sayap.
• Perut (abdomen) memiliki sebelas (11) ruas atau beberapa ruas saja. Pada belalang betina, bagian belakang perut terdapat ovipositor yang berfungsi untuk meletakkan telurnya. Pada segmen pertama terdapat alat pendengaran atau membran tympanum.
• Alat pencernaan terdiri atas: mulut, kerongkongan, tembolok, lambung, usus, rektum dan anus.
• Sistem saraf tangga tali.
• Sistem pernafasan dengan sistem trakhea.
• Sistem peredaran darah terbuka.
• Alat kelamin terpisah (jantan dan betina), pembuahan internal.
• Tempat hidup di air tawar dan darat.
• Umumnya serangga mengalami perubahan bentuk (metamorfosis) dari telur sampai dewasa.

2.2 Gejala Serangan Hama
Hama adalah hewan penggangu tanaman yang secara fisik masih dapat dilihat secara kasat mata tanpa bantuan alat dan terdapat di lingkungan tanaman yang dapat menyebabkan kerusakan tanaman baik secara kualitas dan kuantitas sehingga menyebabkan kerugian ekonomis (Djafarudin, 2001). Gejala serangan yang diakibatkan oleh serangan hama khususnya dari serangga tidak dapat lepas dari pembicaraan mengenai morfologi alat mulut serangga hama. Dengan tipe alat mulut tertentu, serangga hama dalam merusak tanaman akan mengakibatkan gejala kerusakan yang khas pada tanaman yang diserangnya. Karena itu, dengan mempelajari berbagai tipe gejala ataupun tanda serangan akan dapat membantu dalam mengenali jenis-jenis hama penyebab yang dijumpai di lapangan. Bahkan lebih jauh dari itu dapat pula digunakan untuk menduga cara hidup ataupun untuk menaksir populasi hama yang bersangkutan. Berdasarkan pada cara merusak dan gejala kerusakan yang ditimbulkannya, maka hama-hama penyebab kerusakan pada tanaman dapat digolongkan menjadi beberapa tipe, yaitu hama penyebab gejala puru (gall), hama pemakan, hama penggerek, hama pengisap, hama penggulung, hama penyebab busuk buah, dan hama pengorok (miner).
• Hama Penyebab Gejala Puru (gall)
Kelompok hama ini pada umumnya merusak dengan cara menggerek ke dalam jaringan tanaman (akar, batang, daun atau buah). Mula-mula hama masuk melalui jaringan tanaman yang masih muda atau melalui titik tumbuh kemudian tinggal dan makan di dalam jaringan tanaman inang. Beberapa teori ada yang menyatakan bahwa sambil merusak/makan hama tersebut juga mengeluarkan sekresi tertentu (semacam cairan) dari mulutnya. Sekresi zat tersebut ternyata mampu merangsang (menstimulir) sel-sel jaringan tanaman disekitar luka atau tempat dimana hama tersebut merusak. Sebagai akibatnya akan muncul pertumbuhan sel yang luar biasa (giant cell) dalam jumlah banyak sehingga pada bagian tersebut terlihat seperti bengkak membentuk puru (gall). Beberapa contoh hama penyebab gejala puru tersebut anatar lain adalah :
a. Nematoda puru akar (Meloidogyne spp.) sebagai penyebab gejala puru akar pada tanaman tomat, lombok, tembakau, terong dan lain-lain.
b. Puru daun/batang padi (Orseolia oryzae Wood-Mason) atau lebih dikenal dengan nama umum hama ganjur pada tanaman padi.
c. Puru batang pada tembakau (Scrobipalpa (= Phythorimaea) heliopa Low), atau sering juga disebut dengan nama daerah “omo meteng”
• Hama Pemakan
Hama golongan ini memiliki tipe alat mulut penggigit dan pengunyah atau penggigit saja. Penyebabnya antara lain adalah beberapa jenis (kebanyakan)hama dari bangsa belalang (Orthoptera), kumbang (Coleoptera) dan larva lepidoptera (ulat). Gejala dari serangan hama ini antara lain adalah terbentuknya lubang, robek atau hilangnya bagian tanaman yang diserang.
Beberapa contoh dari hama pemakan ini adalah :
a. pemakan daun kedelai (Phaedonia inclusa Stal)
b. pemakan daun/batang/pucuk tembakau (Agrotis sp.)
c. pemakan akar (uret) Leucopholis rorida F pada ketela pohon.
• Hama Penggerek
Hama golongan ini merusak dengan cara mengebor (Menggerek) bagian tanaman tertentu dan memakannya. Hama tersebut biasanya tinggal di dalam jaringam batang, akar, buah, biji maupun umbi sehingga dikenal hama-hama penggerek batang, penggerek buah, bunga dan lain-lain. Kebanyakan hama penggerek memiliki tipe alat mulut penggigit dan umumnya masuk kedalam jaringan pada saat fase larva, namun ada diantaranya pada fase dewasa. Hama penggerek tersebut umumnya adalah anggota Lepidoptera dan Coleoptera, namun ada diantaranya dari ordo Diptera.
Beberapa jenis hama-hama penggerek tersebut antara lain adalah :
a. Penggerek umbi ketela rambat (Cylas formicarius F)
b. Penggerek batang tebu bergaris (Chilo sacharipagus Boj.)
c. Penggerek pucuk jagung (Ostrinia nubialis Hbn.)
• Hama Pengisap
Golongan hama pengisap menyerang tanaman dengan menggunakan alat mulutnya yang bertipe pencucuk-pengisap atau pengisap saja. Hama tersebut merusak dengan cara mengisap cairan sel jaringan tanaman, sehingga akan mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan atau matinya jaringan tanaman yang diserangnya. Yang lebih parah lagi beberapa jenis hama pengisap tersebut juga dapat bertindak sebagai vektor penyebab penyakit tanaman, sehingga dapat mengakibatkan kerusakan yang lebih parah.
Beberapa jenis hama pengisap tersebut contohnya adalah :
a. Pengisap buah coklat (helopeltis theobromae Mill.)
b. Walang sangit (Leptocorisa oratorius F) pengisap butir padi pada saat masak susu
c. Kutu daun kopi (Coccus viridis Green)
Dan yang diketahui dapat bertindak sebagai vektor penyebab penyakit antara lain :
a. Wereng coklat (Nilaparvata lugens Stall) sebagai vektor penyebab penyakit kerdil hampa pada tanaman padi.
b. Kutu daun jeruk (Diaphorina citri Kuw) sebagai vektor penyebab penyakit CVPD pada tanaman daun jeruk.
• Hama Penggulung
Hama golongan ini merusak dengan cara yang khusus. Biasanya larva yang baru menetas terus menggulung daun/pucuk sedikit demi sedikit sambil makan. Hama tersebut umumnya tinggal dan makan di dalam gulungan sampai membentuk pupa dan pada fase dewasa akan keluar dari gulungan.
Beberapa contoh hama penggulung adalah :
a. penggulung daun pisang (Erionata thrax L)
b. penggulung pucuk teh (Enarmonia leucostoma Mayr.)
c. penggulung daun jambu (Adorethus sp.)
• Hama Penyebab Busuk Buah
Gejala serangan hama ini juga sangat spesifik dimana buah yang terserang akan membusuk. Penyebab dari hama busuk buah adalah lalat buah (Dacus spp.) dan yang menyerang adalah larvanya. Begitu larva (magot) masuk ke dalam jaringan buah, maka langsung terjadi pembusukan pada buah sehingga buah akan cepat gugur.
Beberapa jenis lalat buah diantaranya adalah :
a. penyebab busuk buah belimbing/jambu (Dacus dorsalis Hend)
b. penyebab busuk buah lombok (Dacus pedestris Bezzi)
c. penyebab busuk buah semangka/waluh, dll (Dacus cucurbitae Cog)
d. Penyebab busuk buah nangka, cempedak (Dacus umbrosus F)

• Hama Penggorok Miner
Hama ini merusak dengan cara mengorok (mining) pada jaringan daun. Biasanya telur diletakkan di bawah permukaan jaringan daun (dengan melobangi) kemudian setelah menetas larva yang muncul tetap berada di dalam jaringan (daging daun) yaitu antara epidermis atas dan bawah. Bagian daun yang diserang akan menggelembung dan akhirnya mengering. Salah satu jenis hama ini adalah hama penggorok daun kelapa (Promecotheca cumingi Baly) dan Liriomyza sp. (bawang putih).
Tidak semua jenis serangga dapat menimbulkan kerusakan atau kerugian, ada beberapa serangga yang dapat membatu manusia atau yang menguntungkan bagi manusia seperti, serangga penyerbuk dan serangga madu. Serangga ini saat bermanfaat bagi manusia. Serangga penyerbuk (lebah soliter dan koloni, parasitoid) membantu dalam penyerbukan dan serangga madu (Hemiptera) membatu dalam menghasilkan madu dan juga sebagai decomposer.
Jenis makanan serangga beragam :
• Serangga monofag
• Serangga oligofag/stenofag
• Serangga polifag
• Serangga karnivora
• Serangga saprofag
Ada 3 (tiga) hal mengapa serangga dapat menjadi hama, yaitu :
1. Manusia mengubah lingkungan asli untuk usaha pertanian dengan memasukkan spesies baru yang sebelumnya tidak ada.
Contoh : adanya perubahan lingkungan
Di USA, Colorado, pembukaan ladang kentang (1950), Colorado potato bettle Leptinotarsa decemilinata (Coleoptera: Chrysomelidae) hidup pada jenis-jenis solanaceae liar berubah menjadi hama karena makanan berlimpah dan musuh alami kurang bisa berkembang.
Di Indonesia hutan albazia (1950), Xystocera festiva (Coleoptera: Cerambycidae) menjadi hama karena makanan berlimpah dan dalam pola hutan penyebaran lebih mudah. Pemasukan varietas padi IR dan IRRI 1970, Nilaparvata lugens (Hemiptera:Delphacidae) menjadi hama karena padi ditanam terus menerus dan pupuk N dosis tinggi, jarak tanaman rapat.
2. Hewan (serangga) terbawa ke tempat baru melintasi rintangan geografis tertentu, tetapi musuh alami (predator, parasitoid) tertinggal di tempat asal.
Contoh perpindahan tempat : Icherya purchasi (Hemiptera: Pseudococcidae) kutu putih asal Australia, hidup pada tanaman Casia. Th 1968 Casia di ekspor ke California.

Selasa, 13 Desember 2011

PENGENALAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN

PENGENALAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN
Hama adalah hewan yang merusak tanaman atau hasil tanaman karena aktivitas hidupnya, khususnya aktivitas untuk mendapatkan makanan dan bertempat tinggal. Hama tanaman memiliki kemampuan merusak yang sangat hebat. Akibatnya, selain mengganggu pertumbuhan tanaman, hama juga dapat mematikan tanaman sehingga berdampak pada kegagalan panen.
Berbagai hewan perusak tanaman telah umum dikenal di Indonesia. Terdata sekitar 1800 jenis hewan, yang terdiri dari kelompok cacing (vermes), serangga (insecta), hewan berbuku-buku (arthropoda), amfibi, binatang melata (reptil), burung (aves) dan binatang menyusui (mamalia).
Hama yang menyerang organ tumbuhan umumnya adalah hewan. Hama tanaman dapat berupa :
1.     Kelompok hewan menyusui, misalnya tikus, kera, gajah.
2.     Kelompok serangga, misalnya walang sangit, kutu daun, belalang.
3.     Kelompok burung, misalnya burung pipit, manyar, gelatik
Di antara hewan-hewan tersebut, yang paling banyak menjadi perusak organ tanaman adalah serangga. Jumlah dan jenis serangga yang dapat merusak tanaman diperkirakan mencapai 1600 jenis.

PENYAKIT PADA TUMBUHAN  
Penyakit tanaman adalah gangguan pada tanaman yang disebabkan oleh mikroorganisme. Mikroorganisme tersebut dapat berupa virus, bakteri, fungi (jamur), protozoa (hewan bersel satu) dan cacing nematoda. Mikroorganisme menyerang berbagai organ tanaman, baik pada bagian akar, batang, daun dan buah. Mikroorganisme hidup pada organ tanaman dan meracuninya sehingga tanaman menjadi terhambat pertumbuhannya dan akhirnya mati.
Penyebaran penyakit pada tanaman dapat terjadi melalui perantaraan angin, air dan serangga. Serangga dapat menularkan virus, bakteri, jamur dan protozoa yang berasal dari satu tanaman tertentu ke tanaman lainnya. Selain itu, faktor lingkungan juga memberikan andil yang tidak sedikit dalam proses penyebaran penyakit. Misalnya, kelembaban dan suhu akan mempengaruhi pertumbuhan jamur. Peningkatan jumlah jamur ini akan berdampak pada tumbuhan yang rawan untuk terkena penyakit yang disebabkan oleh jamur.
Ada berbagai jenis hama yang menyerang tanaman pertanian, antara lain:
1.     Wereng coklat (Nilaparvata lugens) yang menyerang tanaman padi
2.     Walang sangit (Leptocorisa acuta) yang menyerang biji padi yang masih muda dan lunak. Akibatnya biji padi menjadi kosong, kadang berisi tetapi isinya tidak sempurna.
3.     Kutu daun (Aphis sp.) yang merusak beberapa jenis tanaman
4.     Kumbang tanduk atau wangwung (Artona cartoxantha dan Oryctes rhinoceros) yang menyerang tanaman kelapa
5.     Chilo sp. Yang merusak tunas dan batang tebu
6.     Ulat penggerek (Tryporiza innotata) menyerang tanaman padi
Jenis hama yang berupa serangga dapat menyerang tanaman pada stadium yang berbeda, misalnya ulat penggerek. Ulat penggerek ini mampu merusak tanaman padi pada saat larva. Namun, ketika pada saat menjadi kupu-kupu, ulat ini tidak lagi menjadi hama. Ulat ini menggerek dan merusak batang kemudian menyerbu titik tumbuh padi yang sedang disemai. Serangan ulat pada pucuk padi menyebabkan padi tidak dapat membentuk daun baru. Akibatnya, pucuk daun menguning dan akhirnya tanaman padi mati.
2. JENIS HAMA TUMBUHAN DARI KELOMPOK BURUNG (AVES)
Selain dari kelompok serangga, hama yang menyerang tanaman juga berasal dari kelompok burung (aves). Umumnya, burung menyerang areal persawahan padi secara bergerombol pada saat padi sedang disemaikan ataupun ketika hampir masa panen. Kelompok burung yang menjadi hama pada tanaman padi, antara lain:
1.     Baya (Ploceus philippinus)
2.     Bondol hijau (Erythrina prasina Sparman)
3.     Burung gereja (Passer montanus Oates)
4.     Gelatik (Padda oryzifora Linnaeus)
5.     Burung pipit
6.     Perkutut  

Minggu, 11 Desember 2011

keutamaan zakat luar biasa

Keutamaan Sedekah
Selain itu seorang hamba akan mencapai hakikat kebaikan dengan sedekah sebagaimana disebutkan dalam firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
لَنْ تَنَالُواْ ٱلْبِرَّ حَتَّىٰ تُنْفِقُواْ مِمَّا تُحِبُّونَ وَمَا تُنْفِقُواْ مِنْ شَيْءٍ فَإِنَّ ٱللَّهَ بِهِ عَلِيمٌ
Artinya: “Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. dan apa saja yang kamu nafkahkan Maka Sesungguhnya Allah mengetahuinya.” (Ali Imran: 92)
Tapi, entah mengapa sebagian manusia justru merasa berat dan susah jika menyisihkan sebagian harta. Harta yang dikumpulkan dengan susah payah itu, dianggap sebagai miliknya dan tidak ada untungnya jika harus dibagi atau diberikan kepada orang lain. Alasannya takut merugi dan kehilangan jika harus membagi sebagian harta yang telah dikumpulkannya itu. Padahal, dalam setiap harta yang dikumpulkan seseorang, ada hak bagi mereka yang memerlukan dan membutuhkan adalah satu sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang patut diamalkan.
Tetapi, sifat kikir, merasa rugi dan juga takut miskin dapat menjadi penghalang bagi seseorang untuk membagikan hartanya yang dimiliki, apalagi sesuatu yang amat dicintai. Padahal, di balik uluran tangan atau menyedekahkan harta itu ada keutamaan yang Allah Subhanahu wa Ta’ala janjikan. Apa keutamaan dari janji itu ketika seseorang ringan tangan dalam bersedekah?
Ali bin Muhammad Ad-Dahhami dalam buku Sedekahlah, Maka Kau Akan Kaya (Daar  An-Naba’:2007) beliau telah membeberkan keutamaan sedekah. Adapun keutamaan itu antara lain; sedekah dapat memadamkan kemarahan Allah Subhanahu wa Ta’ala, dapat menghapus kesalahan, perisai dari api neraka, mengobati penyakit hati, menolak berbagai macam bala’, melipatgandakan pahala, dan masih banyak lagi.  
Karena itulah, kita tak lagi asing mendengar kisah para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang amat ringan tangan dalam bersedekah. Abu Bakar Ash-Shiddiq Radhiallahu’anhu telah menginfakkan seluruh hartanya dalam suatu kesempatan, dan Umar Radhiallahu’anhu menginfakkan setengah hartanya, sedangkan Utsman Radhiallahu’anhu menyiapkan bekal seluruh pasukan al-‘usrah. Jika kita merasa berat dengan sedekah harta, ada banyak bentuk sedekah lain yang bisa kita lakukan. Salah satunya adalah sebagaimana dinyatakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa “Senyum dihadapan saudaramu adalah sedekah” (Riwayat Muslim).
Nah, semoga kita dapat meneladani apa yang dicontohkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya untuk mendapatkan balasan yang sudah dijanjikan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan sejumlah keutamaan di balik sedekah itu. Amin!!